DEADLINE.CO.ID, TENGGARONG- Saat menghadiri pelepasan siswa KB Matahari Bangsa, Desa Rapak Lambur Kecamatan Tenggarong. Kades Akhid Purwanto sangat optimis pendidikan di Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Sebulu tersebut, akan semakin maju kedepannya.
“KB Matahari Bangsa sudah tiga angkatan atau berjalan tiga tahun, semakin ada perubahan tiap tahunnya,” ucap Akhid Purwanto, Rabu 1 Juni 2022.
Akhid membuktikan, untuk angkatan pertama KB Matahari Bangsa masih memakai rumah pribadi, tadi sekarang sudah di ruangan yang lebih luas. Kades bersyukur, saat ini pendidikan sudah diberlakukan pembelajaran tatap muka, selama dua tahun pandemi, pembelajaran sekolah memakai teknologi informasi.
“PTM banyak mamfaatnya, bisa silaturahmi dengan guru secara langsung,” sebutnya.
Kades optimis, pendidikan di Rapak Lambur lebih maju. Juga ada peran guru yang ada di Rapak Lambur. Dirinya mengingatkan, orang bisa besar dan sukses dibina oleh guru kita.
“Pemdes Rapak Lambur berikan dana stimulan ke guru KB Matahari Bangsa, meski nilainya tidak besar tapi bisa bermamfaat, ” jelasnya.
Ketua Yayasan Pendidikan Gempita Kukar, Varia Fadillah mengucapkan terima kasih kepada Kades Rapak Lambur yang telah ikut berjuang membangun KB Matahari Bangsa, mulai dari nol sampai sekarang ini, tetap dapat dukungan dari Kades.
“Tidak lupa juga, keberadaan KB Matahari Bangsa didukung juga guru senior dan tokoh Desa, ” sebutnya.
Yayasan Gempita bukan hanya memiliki sekolah di Rapak Lambur, ada juga berdiri sekolah di Senoni Sanggulan, Loa Kulu, Loa Janan, Muara Jawa, Tabang serta kecamatan lainnya.
“Sudah 12 tahun berdiri di Kukar, Yayasan Gempita terus mengabdi membangun pendidikan bersama rakyat secara komitmen dan optimis, ” ungkapnya.
Varia berpesan dihadapan orang tua murid, jangan berharap besar anak setingkat KB dan TK untuk pintar, karena umur seperti itu sama dengan menanam biji. Biji tersebut, akan menjadi tanaman yang lebat atau tidak, tergantung lamanya perawatan terhadap biji benih tersebut.
“Yang terpenting dari sebuah proses pendidikan, miliki karakteristik kompetensi dan literasi. Sayangnya saat ini, tingkat literasi masyarakat termasuk tenaga pendidik agak lemah, karena sudah minim membaca buku, ” pungkasnya. (Adv/and/kominfo)